Sebelum membahas ini, kita segarkan dulu ingatan soal defenisi hibrid. Hibrid memiliki dua makna:
1. Perkawinan silang antara dua hewan atau tumbuhan yg berbeda
spesies, namun masih dalam satu genus. Kadang disebut juga interspecific
hybrids atau crosses.
2. Perkawinan silang antara di antara dua populasi namun masih dalam
satu spesies.Makna kedua ini lebih sering digunakan untuk tanaman.
Spesies Campbell dan spesies WW masih dalam satu genus dan memiliki jumlah kromosom yg
sama, yakni 28 (sekadar info: Robo memiliki 34 kromosom, Syria 44, manusia 46, gorilla dan simpanse 48, orang utan 48).
Krn kesamaan jumlah kromosom itu, maka sejumlah peternak mulai
menyilangkan campbell dgn ww. Selain disengaja, perkawinan silang ini
sebagian besar terjadi di petshop2, maupun orang awam, hanya karena
salah mengindentifikasi.
Singapura adalah negera di mana eksistensi hibrid paling marak.
Kabarnya, sejak awal tahun 2000 saja sudah ada hibrid di sana, yaitu
Hibrid Mandarin (Di Indonesia kita sebut Golden Black Eye atau GBE).
Pada 2004-2005, di Singapura dikabarkan muncul empat warna baru WW, yaitu Mushroom
(violet), Orange (Blue Argente), Mandarin (GBE), dan Brown (Violet
Dorsal). Sejak itu muncul perdebatan sengit, apakah benar-benar pure WW
atau hibrid. Pasalnya, penampakan fisiknya jelas-jelas lebih ke WW,
walaupun wrnanya tidak ada di WW. Satu ciri lain,Hibrid umumnya lebih
besar dari ukuran fisik WW maupun Campbell.
Sekadar info, ini beberapa macam hibrid yang kita kenal dan penyebutannya di luar sana:
- Golden Black Eye (GBE) = Mandarin atau Pudding, kode gen Mama
- GOlden Red Eye (GRE) = Red Eye Mandarin, kode gen ????
- Pearl Garis Kuning (PGK) = MAndarin Pearl atau Pearl Pudding, Meme
- Pearl Garis Kuning mata Merah (PGK-RE) = Red Eye Mandarin Pearl atau Red Eye Pudding
Pearl, kode gen ???
Cat: DI Indonesia, PGK-RE disebut juga GRE Downgrade, sementara di
Singapura tdk disebut demikian karena menurut mereka PGK-RE bukan
downgrade tp memang warna baru.
- Blue Argente - Orange, kode gen ???
cat: Sejak 2006, di Singapura bnyk jg yg menyebutnya Yellow Pudding
- Violet Dorsal = Brown, kode gen bb
- Violet = Mushroom (Hasil silangan Brown and Sapphire, shg kode gennya bbdd)
Pada 2006, sejumlah peternak di Belanda menyilangkan Campbell dgn WW dgn maksud utk
memperbanyak variasi warna WW. Yg dihasilkan adalah apa yg kita kenal dengan GRE. INi
jelas diakui sebagai hibrid, krn di WW tidak ada mata merah. Warna2
baru yang muncul kemudian dikawinkan dgn WW yg murni spesies. Hasil2
perkawinan inilah yg kemudian menularkan darah hibrid pada banyak
spesies ww, sehingga kemurnian WW mulai diragukan.
Sejumlah negara disebut-sebut tak lagi memiliki spesies WW murni
(Belanda, Singapura, atau Indonesia???). Khusus di Eropa dan AS,
varian-varian hibrid sudah nyaris punah krn status "hibrid" tadi.
Ini berbeda dengan Singapura. Warna-warna baru yg muncul di Singapura
itu diyakini adalah mutasi, bukan hibrid. (terus terang, sy gak ketemu
info yg lebih lengkap ttg asal muasal keempat warna baru yg muncul di
singapura itu).
Sejumlah peternak dan pemerhati hamster di Singapura meyakini tiga
dari empat warna-warna baru itu (GBE, Violet, dan Violet Dorsal) bukan
silangan dgn campbell. Terutama GBE, sebagian meyakini bukan hibrid.
Alasannya, GBE ini berkarakter dominan dan lethal. Kalo memang berasal
dari Campbell Argente yg bersifat resesif, lantas kenapa karakter gennya
dominan?
Pendukung paham dan keyakinan ini memberikan alasan lain. Lima tahun
sejak kemunculan GBE di Singapura, peternak di Belanda mengikat kontrak
eksklusif dengan sejumlah peternak di Asia Tenggara. Dicurigai bahwa
peternak Belanda meyakini jika GBE memang murni. Mereka mengimpor GBE
utk disilnagkan lagi dengan GRE yag mereka produksi.
Walhasil, saat ini nyaris tak ada breeder di negara Eropa yang
memiliki GBE. Umumnya semua bermata merah. Menurut peternak Singaoura,
itulah sebabnya GRE (atau Mandarin/Pudding) diberi status Hibrid (ingat,
mata merah gak ada di WW).
Mungkinkah ada GBE yg murni hasil mutasi???? Dengan kata lain adakah WW murni dgn
coating warna GBE??? Atau adakah WW yg membawa gen GBE murni?
Jawabannya (ini mengutip kalimat Shawn, peternak asal Singapura):
Dua-duanya tidak ada. Alasan: mengingat GBE itu dominan dan lethal, maka
tidak akan pernah ada GBE yg murni (atau tidak tercampur gen ww lain).
Kalo dikodekan spt ini:
Ma x Ma = MaMa (Lethal, gak bs lahir)
Ma x ma = Mama (GBE)
ma x ma = mama (non-GBE)
Ada alasan lain kenapa si Shawn ini yakin bhw GBE itu murni WW.
Seperti WW murni, GBE ini waktu mudanya memmiliki warna yg kuat dan
halus/lembut, tapi seiring umur, warna akan memudar dan lebih kasar.
Kaaupun GBE itu ada yg pada masa dewasa berubah menghitam, kata Shawn,
itu cuma masalah genetika (itu kata dia loh). Tp seperti WW, GBE juga
bisa whitening.
Bagaimana dengan BA atau Vio dorsal Yg ternyata juga bisa whitening?
Spt kita tahu, Spesies WW memilki kemampuan untuk mengubah warna di
musim dingin, di mana cahaya sangat kurang (hanya 2-3 jam per hari), yg
disebut dgn istilah whitening. Warna aslinya bisa kembali saat musim
panas atau cahaya seimbang. Bbrp hibrid, terutama Blue Argente (atau
Orange) dan Violet, saya pernah liat mengalami whitening, dan kembali ke
warna asli. Apakah ini murni spesies??? Saya tidak yakin, karena tidak
semua Blue Argente bisa whitening, bahkan dalam satu kandang dan dgn
kondisi cahaya/suhu yg sama dgn yg whitening.
Yang pasti, kontroversi hamster hibrida bukan sekadar pada masalah
kemurnian gen (atau bukan soal apakah WW murni dgn wrna baru atau
susungguhnya hanya hibrid), melainkan juga seputar kesehatan dan
kermunian ras WW.
Para penentang hibrid yg umumnya dari Eropa/AS, melarang keras crossbreed. Alasannya:
1. Secara kesehatan hamster
- anakan akan lebih kecil dan sebagian mati pas dilahirkan. Yg
berhasil hidup akan lemah imunitasnya, dan sebagian malah sangat
agresif. Sebagian lagi rawan kena head tilt (istilah kita tengeng, pale
miring, jalannya miring2 terus. Ini serin g kita liat di Violet Dorsal)
- sangat berpotensi si ibu mati (kalo ibunya WW) krn tengkorak
campbell lebih besar dr ww. Anaknya pun gampang mati saat proses
kelahiran.
- Campbell sangat rentan kena diabetes, sementara WW rentan membawa Glaucoma.
Percampouran keduanya, sama saja dengan menggabungkan dua potensi penyakit pembunuh.
- dst
2. Secara kemurnian gen campbell dan WW
- Campbell dan WW memmng spesies yg mirip, namun namun berbeda secara
genetika. Mereka menghuni area yg berbeda di kawasan Rusia. Di
habitatnya, makanan mereka pun agak berbeda. Kalaupun ketemu, keduanya
akan saling menghindar. Artinya, tidak ada hibridisasi secara alamiah
(atau dikehendaki oleh Tuhan YME)
- Persilangan keduanya sangat dikhawatirkan akan memusnahkan
kemurnian campbell dan ww sekaligus. Sekali mengalir gen campbell di WW
atau sebaliknya, maka sejak itu campbell dan WW itu tak lagi bisa
disebut murni.
Menurut Melissa Chamberlain dan Lorraine Hill (keduanya juri
internasional asal Eropa dan AS, dan tergabung dalam NHC dan BHA),
sekali tercampur gen hibrid, maka tidak akan bisa kembali lagi ke gen
murni. Itu jg sebabnya kenapa tidak ada kategori kontes hibrid di AS dan
Eropa.
Akan tetapi, tidak semua bule berpikiran begitu loh. Ada bbrp
peternak di Belanda yang mengklaim mampu menghasilkan hibrid dengan gen
WW mencapai 98%. Caranya dgn mengawinkan hibrid dengan ww murni secara
terus menerus.
Saya juga menemukan pandangan berbeda dari seorang ahli genetika yang
menulis buku Essentials of Genetics. Dr.Glynis Giddings, begitu
namanya, memang tidak menganjurkan hibridisasi, sekalipun tidak juga
menentang 100%.
Ia hanya mengulas secara ilmiah untuk membantah alasan kedua soal
kemurnian gen WW dan Campbell tadi. Ia hanya ingin agar orang berpikir
lebih jernih. Ia menyebut Melissa terlalu spesifik mendefenisikan kata
"hibrid". Padahal, menurutnya, para ahli biologi menggunakan kata itu
secara luas, dengan pengertian: "an individual resulting from a cross
between two genetically dissimilar parents". Kedua ortu bisa berasal
dari spesies sama (misalnya ras anjing yg berbeda), ataupun dr spesies
yang berbeda (misalnya persialangan kuda dan keledai menghasilkan
Bagal).
Ia tak terlalu setuju dengan Melissa bahwa Campbell dan WW secara
genetika berbeda. BUkti-bukti menunjukkan bahwa keduanya
"closely-related species" bahkan mungkin sub-spesies speeti diyakini
pada awal-awal ditemukannya ww. Ia menantang Melissa untuk membuktikan
dan menguji "perbedaan genetika" itu dgn melakukan tehnik modern yg
biayanya sangat mahal (dan membutuhkan sponsor).
Ia juga tidak yakin bahwa ww dan campbell akan saling menghindar di
habitatnya. "Without actual evidence, I’d be reluctant to accept this,"
begitu kata Dr.Giddings.
Ia memberi contoh terjadinya perkawinan alamiah dari sejumlah spesies
lain yang berbeda area. Perkawinan terjadi dalam sebuah wilayah yg
overlapping, yg ia istilahkan "hybrid zones". Terkadang satu spesies
terpaksa masuk ke area spesies lain (akibat tergusur pemukiman manusia)
dan melakukan kawin silang.
Dr.Giddings yakin pernah suatu ketika area WW dan Campbell saling
overlapping. Jika tidak, begitu katanya, bagaimana mungkin keduanya bisa
begitu mirip???
Sang Dr. juga membantah anggapan bahwa sekali tercampur gen hibrid,
maka tidak akan bisa kembali ke gen murni. Menurutnya, anggaopan ini
kurang akurat. Ia lantas memberi contoh dari hasil percobaannya:
Ada anakan hasil perkawinan WW dan Campbell, katakanlah dia Hamster
X. Jika si X dikawinkan sama WW murni, maka hasilnya: rata-rata 3/4 WW
dan 1/4 campbell. Dia gunakan kata rata-rata (on average) karena
sebagian anakan akan lebih menyerupai ww, dan sebagian seperti campbell.
Kemudian, anakan2 ini dikawinkan lagi dengan WW murni. Hasilnya:
rata-rata 7/8 WW, dan 1/8 Campbell. Begitu seterusnya sampai tersisa
hanya 1/16, 1/32,1/64,1/128, 1/256, dst, yang membawa gen campbell.
Inilah yag dikenal dengan istilah "backcross programme" dalam
breeding. WW murni di sini dinamakan the recurrent species. Menurut sang
Dr. setelah 7 backcross, anakannya hanya membawa kurang dari 0,4% ogen
campbell, dengan catatan dilakukan selective breeding.
Menurut Dr. Giddings lagi, backcross programme ini tak perlu
dilakukan selama masih ada gen ww yg murni. Backcross programme berguna
jika kita ingin mentransfer beberapa karakter dari satu spesies ke
spesies lain, dalam hal ini adalah warna.
Secara teori, katanya, kita bisa mencetak WW berwarna Campbell, yag
hanya membawa sedikit bahkan tidak ada karakter (gen) campbellnya. Cuma,
ia juga mengakui bahwa dalam kenyataannya, hibrid selalu menemui
kendala infertilitas, sehingga backcross programme seperti ini sulit
sekali dilakukan.
Namun soal kesehatan yg muncul akibat hibridisasi, ia mewajibkan
perlunya selective breeding, dalam kerangka teori ilmu genetika dan
evolusi yang disebut "isolate breaking" atau "the Wahlund effect".
Menurit dia, dengan melakukan selective breed, memmilih recurrent
parents yang tidak berkaitan, serta meminimalkan inbreeding setelah
program backcross-breeding, maka kita bisa secara substansial mengurangi
risiko masalah seperti penyakit glaucoma dan diabetes.
Nah, tulisan ini tidak bermaksud untuk memprovokasi siapa saja untuk
melakukan perkawinan silang. Saya hanya memaparkan fakta dan
mengumpulkan pandangan2 yang berkembang. Secara pribadi, saya juga
menolak perkawinan silang campbell dan WW, jika itu dilakukan oleh
mereka yang bukan ahlinya. Soal ini sebaiknya kita serahkan pada
ahlinya.
Source:HFG-Friends dan berbagai sumber.