• Facebook
  • Twitter
  • Google Plus
  • Contact

Dunia Hewan

Media yang berisi tentang informasi seputar hewan terlengkap, cara memelihara, cara merawat, dan cara membudidayakan suatu hewan.

  • Home
  • Kontak Kami
    • Facebook
    • Twitter
    • Google Plus
  • Gallery Foto
    • Hamster
  • Pasang Iklan
  • Toko Kami
Translate Company
Home » Hamster » Ayah Single Parent dan Ibu Asuh pada Hamster

Ayah Single Parent dan Ibu Asuh pada Hamster

Posted by Dunia Hewan
Add Comment
Hamster
Kamis, 28 November 2013

Sebagian pemelihara hamster mungkin pernah mengalami induk hamsternya yang tengah menyusui anak-anaknya tiba-tiba mati karena satu dan lain sebab. Sebagian lainnya mungkin menemukan bayi-bayi hamsternya mati tak lama setelah sang induk jantan (ayah) dipisahkan dari betina.


Pengalaman pribadi saya, yang merupakan uji coba dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan para ahli, menemukan bahwa induk jantan ternyata benar bisa "menyusui" bayi-bayi piatu yang ditinggal mati sang induk.

Selama ini berkembang mitos tentang nursing father di dunia hamster. Konon, jantan bisa menyusui anak-anak, terutama anak-anak yang ditinggal mati oleh sang induk betina.

Benarkah?

Mitos itu ternyata kini berubah menjadi realitas berkat penelitian terbaru yang dilakukan para ahli di Department of Biology, Queen’s University, Ontario, Canada, oleh Katherine Wynne-Edwards dan para koleganya. Subyek penelitian adalah Dwarf Russian Campbell.

Kesimpulan penelitian lantas dimuat di jurnal the New Scientist dan pubmed pada edisi Mei-Juni 2010, pada rubrik "Hormones and Behaviour" dgn judul "Nursing father- myth or reality? The role of secretions of father-male specific skin glands in survival and of Campbell's hamsters offspring (Phodopus campbelli).

Jantan hamster Campbell memiliki apa yang disebut dengan skin gland, atau kelenjar kulit yang mengeluarkan cairan dan bau khusus. Kelenjar ini terdapat pada perut jantan, ibarat pusar pada manusia. Anak-anak hamster yang tidak bisa menyusu karena induk betina mati, ternyata bisa survive berkat Skin Gland ini.

Katherine Wynne-Edwards melakukan beberapa hipotesa, dengan melibatkan ratusan pasang hamster. Masing-masing kandang terdiri bayi-bayi hamster usia 7-8 hari. Mereka dipisahkan dari induk betina dan/atau jantan hingga usia 30 hari. Sebagian jantan diangkat/dibuang skin gland-nya.

Hasilnya sangat mengejutkan. Tingkat survive bayi-bayi hamster yang kehilangan induk betina namun tetap diasuh oleh sang induk jantan yang memiliki skin gland, jauh lebih tinggi ketimbang bayi2 yang diasuh oleh jantan yg terlebih dulu diangkat/dibuang skin gland-nya.

Artinya, skin glands dianggap sebagai faktor penting yang membuat bayi-bayi itu tetap hidup, ataupun membuat bayi-bayi hamster yg diasuh oleh kedua ortunya lebih sehat dari bayi yang hanya diasuh oleh induk betina. Skin Gland rupanya menjadi sumber nutrisi cadangan bagi bayi-bayi piatu, sekaligus nutrisi tambahan bagi bayi yag ikut diasuh sang ayah.

Temuan lainnya, menunjukkan bahwa jantan campbell juga mengalami fluktuasi hormonal yang mirip dengan yang dialami betina campbell pada masa-masa melahirkan dan menyusui. Level hormon Oestrogen dan cortisol jantan meningkat sebelum proses kelahiran dan kembali turun setelah betina melahirkan dan bersamaan ketika hormon testosterone meningkat.

Para peneliti dari Kanada itu juga melaporkan tingginya peran jantan campbell pada proses kelahiran. Mereka menyaksikan jantan campbell membantu menarik bayi hamster dari mulut rahim betina yang kesulitan mengejan (saya juga pernah melihat ini bbrpa kali pada hamster di rumah).

Sang jantan yang bertanggungjawab ini lantas menjilati cairan ketuban sang bayi untuk membersihkan tubuhnya, sekaligus untuk membuka jalan nafas di sekitar mulut dan hidung sang bayi. Setelah bersih, sang jantan menggabungkan bayi itu ke bayi-bayi lain.

Namun ini hanya terjadi pada campbell. Jantan WW atau hybrid umumnya "ngilang" dan asyik tidur2an saat sang betina berjuang mati-matian dalam proses kelahiran.

Pamela Milward dari British Hamster Association (BHA) juga merujuk hasil penelitian ini saat menulis pada terbitan BHA. Pamela menyebutkan, memang sudah sejak lama diketahui bahwa Russian Dwarf (baik Campbell maupun WW) ikut membantu bayi-bayinya. Bahkan Dr Fred Petry, penulis buku Dwarf Hamsters, menyebutkan bahwa tingkat survival bayi hamster mencapai 95% pada usia 5 hari ke atas jika sang ayah masih ikut mengasuh. Sebaliknya, survival rate-nya hanya 47% jika hanya diasuh sendirian oleh sang induk betina.

Menurut Pamela, karena campbell tinggal di habitat yang keras, kehadiran jantan saat proses kelahiran sangatlah penting, demi menjaga kenyamanan sang induk betina, demi kehangatan bayi-bayi mereka, sekaligus untuk menjaga bayi-bayi jika sang induk kena giliran keluar sarang mencari makan.

Lantas bagaimana dengan hamster-hamster kita di rumah?

Hasil penelitian Katherine Wynne-Edwards dan koleganya di Kanada, terbukti banyak benarnya. Saya pernah mengujinya di rumah, dan saya juga pernah menyaksikan jantan campbell membantu proses kelahiran, memotong tali pusar bayi, dan membersihkan sang bayi. Setelah semua proses selesai, sang jantan yang tengah meningkat hormon testosterone-nya langung minta jatah "kawin" pada sang betina. Malah ada yang sudah minta jatah sebelum semua bayi sukses dilahirkan.

Saya juga lebih dari sekali menyaksikan bayi-bayi hamster akhirnya mati karena terlambat disusui, gara-gara sang betina sibuk mengusir jantan yang minta jatah. Ada jantan yang "mau mengerti" keadaan pasangannya, tp ada juga yang tidak sanggup membendung hormon testosterone yang tengah memuncak!

Lantas apa yang harus kita perbuat untuk memastikan bayi2 hamster kita bisa survive
 semua?

Menurut saya, dan berdasarkan pengalaman, sebaiknya kita mengenali karakter induk betina, induk jantan, dan kualitas hubungan mereka. Ada induk betina yang panikan, tapi ada yang tak acuh dengan kehadiran kita saat melahirkan dan menyusui. Sebaliknya, ada jantan yang "penyabar" dan penuh tanggung jawab, tapi ada juga yang tidak.

Lalu ada pasangan hamster yang kualitas hubungannya sangat bagus, sehingga betina merasa aman dan tenang saat mengasuh bayi-bayinya. Biasanya betina jadi panik ketika jantan dipisah. Tapi ada pula pasangan yang kualitas hubungannya kurang baik, sehingga sang betina yang tengah mengasuh bayi selalu merasa tidak tenang dan tidak menginginkan kehadiran sang jantan di sekitarnya.

Namun satu hal yang tidak boleh Anda lupakan adalah kemungkinan lahirnya "bayi-bayi sundulan" (istilah di Indonesia ketika sang induk kembali melahirkan pada hari ke-18 sampai ke-21 sejak kelahiran terakhir) jika sang jantan tetap disatukan.

Hal ini akan membuat bayi-bayi baru itu kekurangan jatah ASI karena kakak-kakaknya masih suka ikut menyusu (minimal ikut cari kehangatan di bawah perut induk betina). Bayi sundulan umumnya kekurangan gizi. BAyi sundulan jelas akan menguras energi dan kesehatan induk betina. Bayi sundulan pun berarti menambah populasi dlm waktu singkat. Dan tambahan populasi berarti tambahan cost dan waktu.

Tentang Ibu Asuh
Masih terkait dengan kondisi di mana sang induk betina mati karena satu dan lain hal, pengalaman menunjukkan bahwa induk dwarf (termasuk roborovski), baik jantan dan terutama betina, memiliki naluri keibuan yang sangat tinggi.

Untuk mempertinggi tingkat hidup bayi-bayi hamster saya, dan terutama untuk mempertahankan hidup bayi piatu, Saya sering memberikan bayi piatu kepada induk hamster lain yang tengah menyusui bayi. Dan hasilnya cukup mengejutkan bagi saya. Belum ada ibu asuh yang menolak mengasuh bayi dari induk lain. Baik dari ww/hibrid ke Campbell atau sebaliknya, bahkan pernah dari robo ke campbell/ww/hibrid dan sebaliknya.

Cuma saja, perlu diperhatikan: usia bayi yang akan dicarikan ibu asuh, jumlah bayi calon ibu asuh, kondisi bayi yang akan diasuh, kondisi kesehatan dan track record pengasuhan calon ibu asuh, dan sudah berapa lama sang bayi malang itu belum menyusu sejak ditinggal mati sang ibu. Soal kehadiran jantan pada calon ibu asuh? Saya tidak pernah melihat "Bapak asuh" menyerang atau membunuh bayi asuh.


Artikel ini bertujuan untuk sharing info dan pengalaman kepada para pecinta, pemelihara, peternak, dan pemerhati hamster. Jangan pernah melupakan bahwa banyak sekali faktor yang ikut berpengaruh jika pengalaman dan penelitian di atas coba-coba diterapkan. Mulai dari faktor kualitas indukan, asupan pakan, pemahaman dan pengalaman dalam merawat hamster, hingga kondisi lingkungan, dst, dst.

Apapun yang Anda lakukan, dan akan Anda lakukan, sebaiknya disertai tanggung jawab penuh dan berbekal pemahaman akan risiko-risiko yang terukur. Salam Hamster!

Source:HFG-Friends dan berbagai sumber.


0 Response to "Ayah Single Parent dan Ibu Asuh pada Hamster"

Setelah membaca,alangkah baiknya jika meninggalkan komentar yg bermanfaat.

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kotak Iklan

Hamster

Posting Terpopuler

  • Budidaya Cacing Darah
    Siapa yang belum mengenal cacing darah? Tentu para pencinta ikan sudah sangat akrab dengan makhluk yang satu ini. Ya, cacing darah telah di...
  • Apa itu artemia dan cara budidaya artemia
    Budidaya Artemia  sekarang sering dilakukan untuk kebutuhan pakan ikan dan pakan hewan peliharaan  laiannya.   Artemia  adalah sejenis...
  • Cara beternak cacing sutera dengan mudah
    Para penggemar atau breeder ikan tentu akan sedih bilamana pakan untuk ikan kesayangannya susah dicari. Pakan ikan memang salah satu fakt...
  • Ternak Cacing Tanah Dengan Gampang
    Cacing tanah merupakan bahan pakan alternatif bagi ternak unggas dan ikan. Cacing tanah mengandung nilai gizi yang sangat tinggi. Antara lai...
  • Inbreed atau Crossbreed?
    Secara umum, Inbreeding diartikan perkawinan sedarah (incest kalo pada manusia). Kebalikannya adalah crossbreeding atau perkawinan dua hew...
  • Berbagai Jenis Ekor Cupang
    Aneka bentuk ekor cupang lahir dari beragam persilangan. Umumnya, orang menilai berbagai bentuk ekor dan sirip sebagai satu harmonisasi dar...
  • Cara budidaya ikan guppy cantik,berkualitas tinggi
    Seperti halnya dengan ikan cupang, ikan guppy atau sering juga disebut ikan gapi banyak diminati para penghobi ikan hias. Ikan gapi yang h...
  • Asal usul kata "hamster" dan nama-nama nya
    DARI MANA NAMA ITU DIPEROLEH? What is in a name, kata pujangga Inggris Shakespeare. Tapi ini tak berlaku di dunia perhamsteran. Buktinya, ...
  • Kebutuhan yang diperlukan untuk memelihara hamster
    A. Kandang Hamster Jenis Kandang Kandang hamster umumnya terbuat dari plastik atau kawat tegak lurus yang membentuk jeruji. Kedua jeni...
  • Cara budidaya jentik nyamuk
    Bagi kita yang sering disengat  nyamuk  mungkin nyamuk adalah serangga yang sangat menjengkelkan, apalagi serangan nyamuk sering datang ke...
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Back to top!
Copyright (c) 2014 Dunia Hewan. All Rights Reserved New Fastest Magz Template by CB Blogger. Powered by Blogger.